Teknologi bisa menjadi pedang bermata
dua. Satu keuntungan besar dari sistem komputer adalah kemudahan menganalisis,
kemudahan mengirimkan, dan berbagai pakai informasi digital dengan banyak user,
namun pada saat yang sama kemampuan ini juga menciptakan peluang-peluang baru
untuk berlawanan dengan hukum yang berlaku atau merugikan orang lain disisi
lain perlindungan atas kerahasiaan pribadi dan hak milik intelektual sedang
menjadi sorotan dan wacana yang selalu mucul dan hilang begitu saja. Sebagai
warga masyarakat yang berkesadaran sosial, kita ingin melakukan apa yang benar
secara moral,etika dan menurut hukum. Keunggulan komputer berupa kecepatan dan
ketelitiannya dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat menekan jumlah
tenaga kerja, biaya serta memperkecil kemungkinan melakukan kesalahan,
mengakibatkan masyarakat semakin mengalami ketergantungan kepada komputer.
Dampak negatif dapat timbul apabila terjadi kesalahan yang ditimbulkan oleh
peralatan komputer yang akan mengakibatkan kerugian besar bagi pemakai (user)
atau pihak-pihak yang berkepentingan. Kesalahan yang disengaja mengarah kepada
penyalahgunaan komputer.
A. Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno:
"ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di
dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika terbagi menjadi
tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi
penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Etika menurut beberapa para ahli yaitu :
1. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang
dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
2. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku
manusia dalam hidupnya.
3. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Adapun jenis-jenis etika yaitu :
1. Etika Filosofis : Etika filosofis secara harfiah (fay
overlay) dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat
atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah
bagian dari filsafat. Etika lahir dari filsafat.
2. Etika Teologis : Ada dua hal yang perlu diingat
berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik
agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya
masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum,
karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara
umum. Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang
bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi
kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong
secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap
yang mau diambil.
Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan
berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan
bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan
prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap
dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Dengan demikian luasnya lingkup dari
etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian
atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai
berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
Tujuan dari mempelajari etika adalah untuk
mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua
manusia dalam ruang dan waktu tertentu
Pengertian Professionalisme
Profesionalisme (profésionalisme)
ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain)
sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang
professional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna
berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku,
kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).
Ciri-ciri Professionalisme:
Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang
mendekati piawai ideal.Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan
selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan.
Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki
piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat
perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
Meningkatkan dan memelihara imej profesional :
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu
meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku
profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya
penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup
harian, hubungan dengan individu lainnya.
Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan
profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan
keterampiannya.
Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion :
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang
dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga
dan percaya diri akan profesionnya.
Pengertian Teknologi Sistem Informasi
Teknologi Sistem Informasi (TSI)
merupakan teknologi yang tidak terbatas pada penggunaan sarana komputer, tetapi
meliputi pemrosesan data, aspek keuangan, pelayanan jasa sejak perencanaan,
standar dan prosedur, serta organisasi dan pengendalian sistem catatan
(informasi). Jadi, pengertian dari etika dan profesionalisme TSI adalah
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku,
keahlian atau kualitas seseorang yang profesional dari manusia yang baik dalam
menggunakan teknologi sistem informasi di lingkungannya.
Kelebihan :
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan
dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh
dirubah dan mana yang boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
Kekurangan :
Suatu profesionalisme tidak akan
berarti jika tidak diikuti dan didasari dengan etika yang baik. Karena manfaat
dari profesionalisme tersebut akan hilang dan apapun yang dilakukan tidak akan
bernilai. Selain itu dengan menjunjung tinggi etika dalam profesionalisme akan
mencegah diri kita untuk melakukan hal-hal yang negatif yang dapat merugikan diri
sendiri, perusahaan, ataupun orang banyak.
Kesimpulan :
Etika dan Profesionalisme Teknologi
Sistem Informasi adalah sikap atau perilaku seseorang sebagai individu yang
bekerja sesuai standar moral dan etika yang telah ditetapkan/diberlakukan dalam
menggunakan teknologi sistem informasi. Alasan mengapa seseorang harus memiliki
etika dan profesionalisme adalah agar terhindar dari sikap atau perbuatan yang
dapat melanggar norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat. Manusia yang
memiliki etika baik juga akan mendapat perlakuan yang baik dari orang lain.
Etika dan Profesionalisme TSI perlu digunakan karena etika dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia
orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
Saran :
Profesionalisme
baiknya memiliki keseimbangan dengan etika. Agar segala sesuatu yang dilakukan
dapat memiliki nilai sopan santun yang baik seperti cara berbicara maupun
bersikap. Penanaman moril yang perlu dibeikan kepada manusia sejak dini, dapat
menjadikan seorang manusia yang profesional dengan etika baik dan bertanggung
jawab.