Senin, 10 Oktober 2011

TUJUAN DARI ORGANISASI


PENDAHULUAN
                Organisasi, mungkin kata yang tidak asing lagi di kehidupan kita. Organisasi ada sejak dahulu, tidak hanya dilingkuhan kepemerintahan, organisasi juga berlaku dikehidupan masyarakat. Organisasi sangat merakyat adanya. Seperti di sekolah, lingkungan masyarakat, kepemerintahan, bahkan organisasi dunia.
                Dalam makalah ini kita akan membahas tentang penntingnya organisasi, beserta masalah-masalah yang timbul dalam organisasi. Beberapa maanfaat organisasi didalam kehidupan kita adalah :
·         Organisasi mampu membuat kita menjadi lebih terampil.
·         Apabila organisasi bergerak dibidang kesehatan, mampu menerapkan pola hidup sehat kepada setiap anggotanya.
·         Banyak ilmu yang kita dapat dari sbuah organisasi, karena terjalin komunikasi antar satu sama lain, sehingga melahirkan informasi baru.
Tujuan dari organisasi itu sendiri adalah mampu melatih setiap orang (anggota) agar mampu bersosialisasi di depan umum, mengungkapkan pendapat, dan mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.

LANDASAN TEORI
            Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
            Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Partisipasi
            Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih.. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
            Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
            Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Unsur-unsur
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut[1]:
  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical partisipation)
  3. Pikiran dan tenaga
  4. Keahlian
  5. Barang
  6. Uang
Syarat-syarat
            Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
  • Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta[1].
  • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.[1]
  • Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.[1]
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.[1]
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.[1]
  • Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.[1]
  • Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasive.
            Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Bentuk-bentuk organisasi
  1. Organisasi politik : partai-partai yang telah muncul saat ini
  2. Organisasi sosial : seperti posyandu dan semacamnya
  3. Organisasi mahasiswa : organisasi setiap jurusan
  4. Organisasi olahraga : seperti persatuan sepak bola dan olah raga lainnya
  5. Organisasi sekolah : OSIS yang setiap tahun diadakan pemilihannya
  6. Organisasi negara : seperti FAO, UNESCO, dan lain-lain.

PEMBAHASAN
            Kita telah membahas beberapa hal penting tentang organisasi seperti pembahasan diatas. Dalam pembahasan kita kali ini, kita akan membicarakan tentang suatu organisasi yang bersifat umum tetapi organisasi ini tidak bersifat meluas. Organisasi yang kita maksud ini adalah posyandu. Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ”Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10).
            Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986. Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan. Penerbitan Surat Edaran ini dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan strategis yang terjadi demikian cepat berbarengan dengan krisis moneter yang berkepanjangan.
            Masalah yang sering kita hadapi dalam organisasi ini adalah bagaimana pemerintah dapat menjangkau tempat-tempat terpencil disetiap daerah agar kesehatan masyarakat sedikit terbantu dengan adanya organisasi ini. Kadang kala kita sering menemukan, posyandu yang sedang beroperasi tetapi kebutuhan yang disediakan tidak mencukupi untuk masyarakat. Disini kita harus lebih memperhatikan masalah ini. Mengingat banyak penyakit yang terjangkit pada balita, akibat kurangnya gizi dari asupan makanan yang diberi oleh si ibu.
            Dalam posyandu ini telah menyediakan beberapa  imunisasi untuk penyakit yang dialami si bayi, dengan beberapa dokter yang dikirim untuk membantu memperjelas kepada si ibu betapa rentannya usia bayi saat ini dan masih mempunyai resiko dalam berbagai penyakit. Baiknya pemerintah mendata disetiap daerah, dan mengadakan posyandu secara resmi dan rutin tiap minggunya.
Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memberi masukkan kepada si ibu, tentang pentingnya memberi asupan gizi kepada si bayi. Karena sebagian besar juga cacat pada bayi dikarenakan sang ibu terlalu menganggap sepele terhadap kesehatan si bayi. Sang ibu selalu menjadikan alas an  keuangan menjadi factor tidak tercukupinya kebutuhan si bayi. Padahal pemerintah mengadakan program ini untuk meminimalisir terjangkitnya penyakit yang marak terjadi di dunia seperti gizi buruk dan lain-lain.
Dari masyarakat sendiri harusnya menyadari betapa pentingnya kesehatan itu. Sehingga I kematian yang terjadi dapat dicegah setidaknya dapat mengurang resiko tersebut.

DAFTAR PUSTAKA